Minggu, 17 November 2013

Berani Bangkit!


Kesuksesan seseorang bukanlah dilihat dari seberapa banyak rumah, mobil, tanah atau lainnya yang ia punyai. Kesuksesan seseorang dilihat ketika ia jatuh, ia berani untuk bangkit dari keterpurukannya, meninggalkan luka lamanya untuk menjadi lebih baik. Faktor yang menentukan itu adalah Motivasi atau dorongan yg timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya (ref. kamus bahasa indonesia). Singkatnya motivasi adalah dorongan untuk melakukan / bertindak dengan tujuan tertentu. Contohnya adalah motivasi orang bekerja, motivasi orang menikah, motivasi orang bersekolah dan lain - lain.

Motivasi biasanya ditumbuhkan dari tujuan yang ingin kita capai. Keinginan saja tidak cukup untuk membuat seseorang dapat tetap bertahan di dalam mengejar tujuan / cita - cita karena dalam proses menuju kesana, ada banyak ujian tahapan yang harus dilewati, seperti halnya ketika kita sekolah, agar lulus kita harus melewati tahapan ujian secara bertahap sampai sekolah diselesaikan.

Berikut adalah contoh yang diambil dari kisah nyata dari Novel Inspiratif Sepatu Terakhir.
Pada saat event atletik terbesar tahun 1992, Olimpiade Barcelona, Derek Redmond, seorang atlet pelari olimpiade asal Inggris. Impian terbesarnya ialah mendapatkan sebuah medali olimpiade, -apapun medalinya-. Derek sebenarnya sudah ikut di ajang olimpiade sebelumnya, tahun 1988 di Korea. Namun sayang beberapa saat sebelum bertanding, ia cedera sehingga tak bisa ikut berlomba. Mau tak mau, olimpiade ini, adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan mimpinya. Ini adalah hari pembuktiannya, untuk mendapatkan medali di nomor lari 400 meter. Karena ia dan ayahnya sudah berlatih sangat keras untuk ini.

Suara pistol menanda dimulainya perlombaan. Latihan keras yang dijalani Derek Redmond, membuatnya segera unggul melampaui lawan-lawannya. Dengan cepat ia sudah memimpin hingga meter ke 225. Berarti kurang 175 meter lagi. Ya, kurang sebentar lagi ia kan mendapatkan medali yang diimpikannya selama ini.
Namun tak ada yang menyangka ketika justru di performa puncaknya, ketika ia sedang memimpin perlombaan tersembut, tiba-tiba ia didera cedera. Secara tiba-tiba di meter ke 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki kanannya. Saking sakitnya, seolah kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru. Dan seperti orang yang ditembak kakinya, Derek Redmond pun menjadi pincang. Yang ia lakukan hanya melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat, lalu rebah di tanah. Sakit di kakinya telah menjatuhkannya.

Derek sadar, impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus sudah.
Melihat anaknya dalam masalah, Ayahnya yang berada di atas tribun, tanpa berpikir panjang ia segera berlari ke bawah tribun. Tak peduli ia menabrak dan menginjak sekian banyak orang. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera menolong anaknya.

Di tanah, Derek Redmond menyadari bahwa impiannya memenangkan olimpiade pupus sudah. Ini sudah kedua kalinya ia berlomba lari di Olimpiade, dan semuanya gagal karena cidera kakinya. Namun jiwanya bukan jiwa yang mudah menyerah.  Ketika tim medis mendatanginya dengan membawa tandu, ia berkata, “Aku tak akan naik tandu itu, bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan perlombaan ini”, katanya.

Maka Derek pun dengan perlahan mengangkat kakinya sendiri. Dengan sangat perlahan pula, sambil menahan rasa sakit dikakinya, ia berjalan tertatih dengan sangat lambat Derek ingin menuju ke garis finish.

Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah sampai di tribun bawah. Ia segera melompati pagar lalu berlari melewati para penjaga menuju Anaknya yang berjalan menyelesaikan perlombaan dengan tertatih kesakitan. Kepada para penjaga ia hanya berkata, “Itu anakku, dan aku akan menolongnya!”

Akhirnya, kurang 120 meter dari garis finish, sang Ayah pun sampai juga di Derek yang menolak menyerah. Derek masih berjalan pincang tertatih dengan sangat yakin. Sang Ayah pun merangkul dan memapah Derek. Ia kalungkan lengan anaknya tersebut ke bahunya.

“Aku disini Nak”, katanya lembut sambil memeluk Anaknya, “dan kita akan menyelesaikan perlombaan ini bersama-sama.

Ayah dan anak tersebut, dengan saling berangkulan, akhirnya sampai di garis finish. Beberapa langkah dari garis finish, Sang Ayah, Jim, melepaskan rangkulannya dari anaknya agar Derek dapat melewati garis finish tersebut seorang diri. Lalu kemudian, barulah ia merangkul anaknya lagi.

Enam puluh lima ribu pasang mata menyaksikan mereka, menyemangati mereka, bersorak bertepuktangan, dan sebagian menangis. Scene Ayah dan anak itu kini seolah lebih penting daripada siapa pemenang lomba lari.

Derek Redmond tak mendapat medali, bahkan ia didiskualifikasi dari perlombaan. Namun lihatlah komentar Ayahnya.

“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia!, Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

Dua tahun paska perlombaan lari tersebut, dokter bedah mengatakan kepada Derek bahwa Derek tak akan lagi dapat mewakili negaranya dalam perlombaan olahraga.

Namun tahukah kalian apa yang terjadi?

Lagi-lagi, dengan dorongan dari  Ayahnya, Derek pun akhirnya mengalihkan perhatiannya. Dia pun menekuni dunia basket, dan akhirnya menjadi bagian dari timnas basket Inggris Raya. Dikiriminya foto dirinya bersama tim basket ke dokter yang dulu  memvonisnya takkan mewakili negara dalam perlombaan olahraga.

Faktor terbesar keinginan untuk bangkit tentunya harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri, dari rasa pesimis yang timbul dari dalam diri menjadi optimis, tidak lupa dorongan dari orang - orang terdekat seperti orang tua, istri, suami, anak, sahabat dan lainnya dapat membantu kita dalam mencapai tujuan akhir. Lupakan hal - hal buruk di masa kemarin, seperti kegagalan Anda dalam mencapai target selama 3 bulan berturut - turut atau usaha Anda yang lesu dll.
Dorongan juga bisa ditumbuhkan dari keinginan untuk mencapai tujuan, seperti berlibur ketempat impian Anda atau membeli mobil idaman misalnya. Dan untuk meraihnya Anda dapat menaruh foto tempat atau mobil yang Anda idamkan di meja kantor atau tembok kamar yang Anda dapat lihat setiap harinya. Hal ini dimaksudkan agar Anda dapat melihat goal/tujuan awal Anda dalam melakukan aktivitas sehari - hari.


Salam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sales dan Marketing merupakan bidang yang menarik, menantang dan perlu di explore karena selalu bergerak dinamis. Sales dan marketing merupakan aktivitas yang tidak membosankan menurut saya :)
Menantang terutama ketika kita bicara market dan sales target, menjadikan mental sekeras batu karang, dan kita tidak bisa berhenti dalam mencari strategi - strategi baru yang kreatif nan segar untuk berkarya.
Silahkan sharing mengenai ide, komentar atau hal lainnya dengan saya.
Terima kasih